Apa sih yang kalian pikirkan waktu mendengar kata ATLANTIS?
Benua yang hilang? Atau Mitos?...
Atlantis merupakan induk dari segala peradaban dunia yang pertama kali dalam bentuk budaya, kekayaan alam, ilmu dan teknologi, bahkan seni dan olahraga. Atlantis itu sendiri berasal dari bahasa Sanskrit Atala yang artinya surga atau menara peninjauan.
Menurut Plato, penduduk Atantis sangat mulia dan berbudi luhur. Mereka mengumpulkan harta kekayaan yang melimpah. Selain kaya, penduduk Atlantis sangat mengutamakan kebijaksanaan dan kesalehan daripada kekayaan. Namun lama kelamaan mereka menjadi orang-orang yang sombong, penuh ambisi dan iri hati. Kemudian para dewa menghukum penduduk Atlantis dengan mengirim bencana banjir dan gempa bumi. Bahkan Plato menambahkan bahwa bencana itu dipicu ledakan gunung berapi sangat besar yang kemudian disambung penurunan tanah dan pembentukan kaldera, muntahan batu apung, tsunami dan gempa bumi hebat. Penanggalan yang diberikan Plato yaitu sekitar tahun 11.600 sebelum Masehi, bertepatan dengan perhitingan penanggalan akhir zaman pencairan es. Dua fenomena geologi itu merupakan bencana alam raksasa. Dia sendiri menyebut bencana alam yang terjadi di Atlantis dengan “Banjir Semesta”.
Profesor Arysio Santos meneliti legenda “Benua yang Tenggelam” ini hingga lebih dari 30 tahun. Dia menyatakan 33 perbandingan menyangkut luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi hingga cara bertani. Semua penelusuran itu mengarah pada sebua kesimpulan bahwa lokasi Atlantis ternyata ada di Indonesia, menurutnya ia menemukan satu-satunya jawaban nyata dari misteri Atlantis. Ini merupakan jawaban yang cocok dari sisi realitas geologis yang diketahui maupun dari gambaran terperinci yang diberikan dari sumber lain.
Contohnya disebutkan bahwa Atlantis merupakan wilayah yang sangat luas dan subur namun hancur karena adanya bencana mahadahsyat kemudian terpecah/terpisah satu sama lain bahkan hilang seperti halnya Indonesia dengan peraiaran pedalamannya merupakan kesatuan wilayah nusantara yang pada masa puluhan ribu tahun yang lau merupakan suatu benua yang menyatu, tidak terpecah menjadi puluhan ribu pulau seperti sekarang. Ini di sebabkan karena adanya bencana gunung meletus dan tsunami. Jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi di Indonesia. Di antaranya Kerinci, Talang, Krakatoa (Krakatau), Malabar, Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani yang sebagian dari gunung-gunung ini telah atau sedang aktif kembali dan di yakini diantara gunung itu sebagai Pilar-pilar Herkules selain Selat Sunda. Selain itu laut-laut yang dipenuhi lidah pantai pantai berawa yang tak dapat dilalui dan danau pinggir laut dalam syair-syair lain diyakini Santos ada di Indonesia, menjadi bagian dari Samudera Pasifik yang dulu diyakini menyatu dengan yang kini disebut Samudera Atlantik. Keyakinan ini meruntuhkan hipotesis Pilar-pilar Herkules yang sesungguhnya berada di Gibraltar. Kemudian tentang kasus Lumpur Panas di Sidoarjo pernah melakukan penelitian yang menunjukan sistem kanalisasi di wilayah tersebut, yang kemungkinan kanal tersebut bekas penyaluran semburan lumpur panas dari beratus bahkan beribu tahun yang lalu. Semburan lumpur akibat letusan gunung berapi yang abunya tercampur air laut menjadi lumpur. Lalu endapan lumpur itu meresap ke dalam tanah di daratan kemudian tercampur dengan gas-gas alam yang merupakn hambatan lumpur yang tidak bisa di lalui.
Dari sedikit contoh di atas bisa dikatakan bukan kebetulan belaka, Indonesia Negara yang berada di garis katulistiwa adalah warisan dari Atlantis yang telah lenyap oleh bencana yang menimpanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar